Beberapa tahun belakangan Ekonomi Syariah menjadi cukup dikenal di masyarakat Indonesia yang diwakili dengan maraknya bank-bank syariah di deretan Perbankan Indonesia, tak lama kemudian bank konvensional pun mulai memiliki bank syariah sendiri.
Menurut DR. Imamuddin Yuliadi, wakil direktur Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (MM UMY) sejauh ini perkembangan implementasi ekonomi syariah di Indonesia sudah cukup baik. “Namun ini masih baru menjadi sebuah start awal dalam sebuah estafet panjang untuk menjadi sebuah sistem ekonomi yang utuh,”paparnya selaku pembicara dalam seminar ekonomi syariah yang di selenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Perbankan Islam (HMJ EPI) yang bertempat di Kampus Terpadu UMY, Sabtu (6/3).
Imamuddin melihat bahwa ekonomi syariah di Indonesia masih hanya fokus pada masalah Perbankan. Dan banyak pula masyarakat awan yang melihat ekonomi syariah adalah bank syariah. Padahal sebenarnya sebuah sistem ekonomi syariah itu ditopang oleh banyak hal, termasuk masalah pertanian, pertambangan, industri, produksi, perbankan, usaha makro dan mikro, dan lain-lain. “Ekonomi syariah sudah seharusnya mulai menggiat dalam penopang-penopang sistem ekonomi yang lain tersebut, bukan hanya menitik beratkan pada perbankan,”ungkapnya.
Bagi Imamuddin ada satu hal yang cukup penting yang harus dilakukan pelaku ekonomi syariah saat ini yakni meningkatkan daya saing produksi dan masyarakat Indonesia. ACFTA yang dimulai sejak 1 Januari 2010 telah membuka batas territorial bagi produk-produk Cina mempunyai akses yang cukup besar untuk membuka pasar di Indonesia. Berbicara perdagangan bebas adalah berbicara persaingan. Jadi bagi mereka yang tidak mampu bersaing mereka akan tersingkir.”Lalu bagaimana dengan nasib umat muslim yang berada di kelas menengah ke bawah, apakah mereka mampu ikut dalam persaingan, maka yang menjadi PR bagi ekonomi syariah sekarang adalah bagaimana meningkatkan daya saing masyarakat agar produk maupun individunya bisa bersaing,”tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar