Minggu, 14 November 2010

MANUSIA DAN ADAT ISTIADAT

Manusia tidak hidup sendiri di dunia dimana ia terbebas dari segala nilai dan adat-istiadat dan bisa berbuat apapun sesukanya, sebab sebagai mahluk yang tinggal di dunia ini, manusia selalu berinteraksi dengan keluarga, orang-orang di lingkungan hidup sekelilingnya, lingkungan pekerjaan, suku dan bangsa dengan kebiasaan dan tradisinya dimana ia dilahirkan, dan budaya religi turun-temurun dimana suku dan bangsa itu memiliki tradisi nenek-moyang yang kuat. Karena itu manusia tidak terbebas dari adat-istiadat.
Contohnya adat khitanan dari adat betawi, Di masyarakat Betawi, sunat diartikan sebagai pembeda. Maksudnya, pembeda usia antara anak-anak dengan seseorang yang sudah akil balig. Anak yang sudah sunat dianggap sudah menjadi manusia sempurna. Yang artinya, dia sudah mempunyai kewajiban sebagai manusia dewasa. Ia wajib melakukan ibadah, memahami peraturan-peraturan yang berlaku, dan seterusnya
Dalam adat dan istiadat orang Betawi jaman dulu, kalau seorang anak lelaki akan disunati, orangtuanya berembuk atau berdiskusi dan bermusyawarah dengan tetua atau sesepuh kampung untuk melaksanakan upacara sunat. dan si anak yg akan disunat akan berunding juga..
1. Orangtua akan bertanya pada si anak. Sudahkah ia mau dan berani untuk disunat?
Ingin ada hiburan atau tidak?
Kalau ya, si anak ini yang akan memilih hiburan yang disukainya.
2. Pemilihan Bengkong atau Dukun sunat Orangtua akan memilih bengkong untuk anaknya. Mengapa begitu? Sebab, orang Betawi percaya kalau bengkong itu punya kekhasannya masing-masing. Menurut sejarahnya, bengkong yang bagus itu adalah yang punya ajian atau doa-doa mustajab yang bisa menghipnotis si anak supaya tidak merasa takut, sakit dan tidak terlalu banyak mengeluarkan darah ketika proses sunat dilakukan.

3. Lalu, orangtua si anak dan sesepuh kampung menentukan hari pelaksanaan upacara sunat. Nah, jaman dulu, biasanya orang Betawi memilih bulan Maulid atau bulan Syawal setelah lebaran)untuk melaksanakan upacara sunatan. Tapi sekarang, kebanyakan orangtua lebih memilih waktu liburan sekolah untuk pelaksanaan upacara sunatan.
Kalau semua hal tersebut sudah dilakukan, selambat-lambatnya 15 hari segera dilaksanakan acaranya. Konon, anak yang akan disunat biasanya sudah dilarang lompat-lompatan atau lari-larian, karena aktifitas itu akan membuat penisnya banyak mengeluarkan darah ketika disunat nanti.